Bogor – Setelah melalui masa liburan akhir tahun ajaran selama kurang lebih tiga pekan, kini saatnya para santri penghafal Qur’an kembali masuk sekolah tahun ajaran baru 2023/2024. Semangat baru di tahun ajaran baru nampak pada senyum-senyum santri binaan Alhuda Peduli.
Kami kembali mengunjungi mereka pada hari pertama sekolah, Rivaldi, Gaza dan Faray mengaku siap menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) tahun ini dengan semangat baru di kelas yang baru, kelas 9 di Pesantren Tahfiz Qur’an Mengengah Pertama Al-Ikhwah, Ciampea.
“Naik ke kelas 9 berarti sudah punya dua ade kelas, nih.” Canda kami mengawali obrolan bersama mereka seusai kelas sore di ruang masjid. Gaza yang masih belum tersambung maksud kami nampak sepersekian detik bengong.
“Hah.. hah, Oow.. kelas 7 sama kelas 8.”
Gaza punya cerita sendiri saat liburan. Katanya, beberapa hari setelah sampai pulang ke rumah di Serang, pamannya meninggal, yakni adik laki-laki dari ibu Gaza. Usia pamannya terbilang paruh baya, sekitar 56 tahun, namun penyakit jantung yang diderita mengantarnya kembali ke haribaan Ilahi. Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Kita doakan semoga Allah menerima amal baiknya, mengampuni segala kesalahan dan dosanya serta memasukkan beliau ke dalam surga penuh kenikmatan, aamiin.
Follow Instagram Kami: sayangiyatimcom
Berbeda dengan Faray, dia cerita diajak bantu-bantu usaha herbal kakeknya di Solo. Sebenarnya Faray mau ikut acara BINTARA 6 HASMI, setelah kami ajak waktu itu, sebelum liburan, tetapi dia dengar rencana kakak angkatnya akan mengantar Faray pulang ke Solo atas permintaan kakek dari ibu kandung Faray yang tinggal di sana. Jadi, selama liburan, Faray membantu mengurus usaha herbal kakeknya, walau terasa lelah, tapi Faray senang bisa punya pengalaman baru dan tambahan uang saku.
Kalau Rivaldi, Anda bisa lihat lagi nih postingan liburannya ke Kawah Ratu. Alhamdulillah kondisinya di luar dugaan kami, Rivaldi bilang tidak terlalu pegal merasakan jalan saat pendakian ke gunung sejauh 4 km, bahkan total sebenarnya jadi 8 km naik turun gunung, meski setelah beberapa hari sudah kembali pulang ke rumah. Kami mengira boleh jadi karena rasa senang Rivaldi mendaki, selain jadi pengalaman barunya, remaja seusianya memang sedang aktif pertumbuhan tubuhnya.
Lalu tak lupa kami bertanya tentang kesiapan mereka menjalani KBM tahap 1 ini. Mereka mengakui mata pelajaran (MAPEL) tahun ini bertambah lebih banyak dari sebelumnya, seperti di jam pelajaran siang setelah Dzuhur dan pelajaran sore setelah Ashar yang sebelumnya tidak ada. Meski ada keluh membayangkannya, tapi insyallah mereka akan tetap semangat dan berusaha menjalaninya. Kami pun terus menerus memotivasi mereka agar tidak mengeluh dan tidak lupa berdoa meminta kekuatan kepada Allah ta’ala.
Di akhir obrolan kami sore hari menjelang maghrib itu, kami meminta kesiapan mereka menceritakan update kegiatan mereka, baik berupa pembelajaran atau peningkatan prestasi lainnya. Kami meminta mereka untuk mengikuti aturan pesantren dengan baik tanpa kasus yang tidak diinginkan, dan mengikuti dengan baik setiap arahan asatidz pembimbing (musyrif). Tak lupa mereka pun menitip salam dan doa untuk para dermawan yang telah ikut andil berpartisipasi dalam setiap program Alhuda Peduli. Dukung para santri penghafal Qur’an, jangan biarkan sesuatu pun yang terlihat kecil di mata Anda terlewat, karena hal itu bisa jadi berdampak besar bagi keberlanjutan masa depan mereka.